Festival Jangkat 2022
Nomor Dokumen
500175215
Tanggal Publish
04 July 2022
Jenis Informasi
Program dan Kegiatan
Kategori Dokumen
Berkala
Tipe Dokumen
Lainnya (.pdf)
Penerbit
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kandungan Informasi
Festival Jangkat 2022 yang digelar di Desa Lubuk Pungguk Kecamatan Jangkat, berlangsung sukses dan spektakuler. Ribuan warga ‘tumplekblek’ antusias mengikuti jalannya acara yang digelar di lapangan bola tersebut, Wakil Gubernur (Wagub) Jambi H Abdullah Sani didampingi Bupati Merangin H Mashuri saat membuka festival itu mengatakan, Festival Jangkat 2022 merupakan serangkaian acara Kenduri Swarna Bumi Sungai Batanghari. ‘’Jangkat dikaruniai alam yang indah dan bumi yang subur untuk kemakmuran masyarakat. Lestarikan terus alam Jangkat ini, karena akan banyak orang datang tertarik menikmati alam Jangkat yang segar ini,’’ujar H Abdullah Sani dibenarkan H Mashuri. "Festival Jangkat 2022 sebagai bentuk merawat dan memperkenalkan secara luas adat dan budaya Melayu di wilayah sepanjang aliran Sungai Batanghari yang juga melalui Kabupaten Merangin," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Ditjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek, Ahmad Mahendra dalam keterangannya, Jumat (1/7). Mahendra menuturkan, Festival Jangkat 2022 yang merupakan salah satu rangkaian Kenduri Swarnabhumi bertujuan untuk mereaktivasi peradaban budaya Melayu. Mahendra berharap, tradisi warisan leluhur di Kabupaten Merangin yang letaknya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari tidak begitu saja dilupakan ke depannya, terutama oleh generasi muda. Festival Jangkat 2022 juga berhasil tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui tradisi bakar Jaudah, salah satu kemahiran dan pengetahuan masyarakat lokal mengelola makanan. Tradisi bakar Jaudah telah dilaksanakan oleh 500 orang dan memecahkan rekor MURI dengan jumlah peserta terbanyak. Adapun, tradisi bakar Jaudah adalah acara yang cukup meyedot perhatian dalam Festival Jaudah 2022. Bakar Jaudah merupakan kebiasaan masyarakat Jangkat untuk menyambut Ramdhan maupun Idul Fitri dengan membuat gelamai, sejenisi dodol yang lazim disebut Ngacau Jaudah. Selain itu, tradisi bakar Jaudah ini juga menjadi menu sarapan pagi masyarakat yang hendak pergi ke sawah dipadukan dengan teh atau kopi. Tradisi bakar Jaudah ini telah menjadi kebiasaan yang diwariskan para tetua sejak dulu hingga generasi masa sekarang di wilayah Jangkat.