PELUNCURAN KENDURI SWARNABHUMI 2022 DI JAMBI
Nomor Dokumen
500194119
Tanggal Publish
05 September 2022
Jenis Informasi
Program dan Kegiatan
Kategori Dokumen
Berkala
Tipe Dokumen
Lainnya (.pdf)
Penerbit
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kandungan Informasi
Pemerintah beserta sejumlah pihak terkait menggelar acara Kenduri Swarnabhumi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga Sungai Batanghari di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Rangkaian kegiatan itu digelar di 14 lokasi di tepi Sungai Batanghari yang tercemar parah akibat tambang dan pembabatan hutan. (12/8/2022) Sebagai upaya tindak lanjut Undang – Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama sejumlah pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi melaksanakan peluncuran Kenduri Swarnabhumi di Provinsi Jambi pada tanggal 12 Agustus 2022 bertempat di depan rumah dinas Gubernur Jambi yang berada di Aliran Batang Hari dengan pesona jembatan Gentala Arsy. Dihadiri oleh tim direktorat Jenderal Kebudayaan dalam hal ini Sekretaris Jenderal Kebudayaan, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktur Film, Seni Media dan Musik beserta jajaran, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat,Gubernur Jambi, Wakil Gubernur Jambi beserta jajaran Pemerintah Provinsi Jambi, Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat mewakili Gubernur Sumatera Barat, Perwakilan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan Sijunjung Provinsi Sumatera Barat, Budayawan, Seniman serta masyarakat Kota Jambi. Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatra. Panjangnya lebih kurang 800 km yang melintasi dua provinsi, yaitu Sumatra Barat dan Jambi, serta melewati sekian banyak kabupaten/kota, di antaranya adalah Kabupaten Solok Selatan, Dharmasraya, Bungo, Tebo, Batanghari, Kota Jambi, Muaro Jambi, dan Tanjung Jabung Timur. Sungai Batanghari mencatat perjalanan panjang sejarah kemelayuan di Sumatra hingga kawasan semenanjung. Setidaknya, hal tersebut telah ditapaki pada abad ke-7 hingga 13 Masehi dengan menjadi jalur perdagangan yang ramai. Diharapkan melalui Kegiatan Kenduri Swarnabhumi ini dapat mengaktifkan kembali kebudayaan-kebudayaan peradaban di daerah sungai yang telah tenggelam. Sehingga dapat “dibaca” kembali untuk membangkitkan kembali kejayaan yang pernah diraihnya.